In Defense of Innocence: The Sting of Labels on my Child

Baca judulnya udah berasa mau baca post tentang artikel psikologi anak.. Padahal ya sebenernya cuma mau nulis sedikit kesebelan dan gundahku yang bersifat temporary.

Kronologi : Alaa sedang makan snack -> ada eyangnya (bukan kandung) minta snack itu juga dengan nada guyon “Alaa, eyang mau dong, kok Alaa pelit ya!! Eyang gaa dibagi

Kejadian ini pasti tiap si eyang itu dateng. Kalimat yang di bold sangat membuat tidak nyaman bagi saya seorang ibunya. Pertama, apa sih yang diharapkan dari anak kecil dengan ketika meminta apapun yang sedang ia pegang atau makan lalu dia akan memberikannya?? Dia sedang di tahap belajar tentang sharing dsb. Kedua, dengan memberi label PELIT jelas saya tidak suka. Dia belum genap 3 tahun dan udah ngasih label negatif gitu?

Posesif. Pada umur se-Alaa saat ini memang dia bakal sering menunjukkan sikap itu terhadap miliknya. Dan ini alami, termasuk dari bagian belajar mereka tentang kepemilikan pribadi dan ruang pribadi.

Saya pernah menonton video seorang psikolog anak mengakatakan, jika barang milik anak kita diminta oleh anak lain dan anak kita tidak setuju, maka ikutilah apa kata anak kita.

Sudah maghrib, selamat berbuka puasa bagi yang berpuasa.

Oya, ingin saya katakan pada orang yg mengatakan anak saya pelit, bahwa jangan labeli anak saya dengan hal negatif, tetapi rasanya akan sangat capek untuk mengeluarkan energi untuk hal tersebut dan takutnya manjang yang berujung saya dicap sebagai anak ga tau budi pekerti.

Leave a comment